Berupaya Untuk Sukses di Mesir


Berupaya Untuk Sukses di Mesir
Oleh: Khoirun Niat, Lc

Bagi seseorang yang baru datang di sebuah tempat baru pastilah akan terasa asing. Keadaan, situasi dan kondisi masih merupakan sebuah teka teki, bahkan kadang berupa hal yang sama sekali tidak terbayangkan. Budaya dan kebiasaan yang mungkin belum pernah dialami akan dihadapi seseorang tersebut. Dengan demikian tak pelak orang tersebut harus beradaptasi dan menyesuaikan diri supaya bisa survive.
Hal ini tidak terkecuali bagi seorang mahasiswa yang ingin belajar di negara asing. Banyak kendala yang akan dihadapi. Bahasa, adat, kebiasaan, sistem pendidikan, tatanan sosial dan masih banyak lagi problem yang akan dialami mahasiswa tersebut. Berbagai keinginan dan idealisme yang dibawa dari rumah, kadang juga akan terbentur dengan keadaan. Sebuah impian dan program yang sudah matang pun kadang harus dirombak dan direvisi. Keadaan yang tidak terpikirkan ini juga kadang menjadi batu sandungan untuk mengoptimalkan potensi diri.
Mesir, dengan segudang keilmuan yang dimilikinya, saat ini bisa dikatakan termasuk favorit. Universitas al Azhar menjadi idaman banyak pelajar Indonesia untuk bisa memasukinya. Hal ini terbukti dengan membludaknya jumlah mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Terlepas dari tujuan dan motivasi masing-masing, setiap mahasiswa akan dihadapkan kepada sebuah keadaan Negara Mesir dengan berbagai macam suka dukanya.

Punya Tujuan dan Target yang Jelas
Langkah pertama yang perlu diperjelas dalam diri mahasiswa adalah menentukan tujuan dan target belajar. Tujuan dan target inilah yang akan menuntun dan menjadi kendali bagi setiap mahasiswa untuk melangkah. Tanpa tujuan, hidup manusia akan hambar, bingung untuk melangkah, tidak tahu jalan mana yang semestinya ditempuh. Begitu juga bagi seorang pelajar, apalagi ia belajar di negara asing dengan berbagai macam halangan dan rintangan yang akan dihadapi.
Misalkan, saya adalah seorang pelajar Indonesia yang akan melanjutkan belajar ke Mesir, tepatnya di Universitas al Azhar. Selama proses pembelajaran, saya mempunyai tujuan sebagai berikut,
1. Belajar agama
2. Mematangkan diri
3. Mencari pengalaman sebanyak-banyaknya
4. Memperkuat keahlian Bahasa Arab
selain tujuan umum di atas, saya mempunyai target dan berkeinginan sebagai berikut,
1. Sebelum pulang saya harus hafal al Quran minimal 10 juz
2. Saya harus lancar berbicara dengan orang arab asli
3. Saya harus bisa mengarang memakai bahasa Arab
4. Saya akan mengambil jurusan tafsir
5. Setiap tahun saya harus lulus dengan predikat minimal jayyid
6. Minimal saya harus khatam membaca 2 kitab tafsir
7. Saya harus pengalaman juga di bidang organisasi
8. Minimal saya pernah menjadi ketua sebuah kepanitiaan organisasi
9. Sebelum pulang saya harus kenal banyak teman, minimal satu daerah
10. Saya bertekad tidak akan pacaran sebelum mendapat gelar Lc

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan adalah sebagai berikut,
a. Skala tujuan
1. tujuan jangka panjang
2. tujuan bulanan
3. tujuan mingguan
b. Ciri-ciri tujuan yang baik
1. jelas, tidak membingungkan
2. dapat dievaluasi
3. realistis dan dapat dicapai
4. mempunyai jangka waktu tertentu
c. Cakupan tujuan
hendaknya tujuan yang kita pilih mencakup semua aspek kehidupan. Aspek sosial, ekonomi, dakwah, pribadi dan lainnya.

Pengenalan Terhadap Diri Sendiri
Seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri maka tidak bisa mengukur kemampuan pribadi dan tidak bisa mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Pengenalan terhadap pribadi ini diperlukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Kemudian berusaha menambal kekurangan dan meningkatkan kelebihan yang dipunyai. Hal ini juga berhubungan dengan poin pertama di atas yaitu menentukan tujuan dan target. Dalam menentukannya kita harus mengukur kemampuan kita dan harus menentukan mana yang sekiranya bisa kita capai, jangan terlalu tinggi yang sukar sekali dan jangan terlalu remeh yang seharusnya kita bisa meraih lebih baik darinya.
Misalkan, setelah melalui perenungan dan muhasabah yang panjang, maka saya merasa kurang dalam hal berikut,
1. Saya kurang pandai berbicara
2. Kurang bersungguh-sungguh dalam belajar
3. Kurang pandai mengolah suatu masalah
4. Saya kadang canggung terhadap teman
5. Saya suka bercanda yang berlebihan
selain kekurangan ini, saya juga merasa mempunyai banyak kelebihan,
1. Saya kuat dalam hafalan
2. Bahasa arab saya lumayan kuat
3. Dapat mempelajari sesuatu dengan cepat
4. Masalah finansial cukup
5. Kuat dalam berpendirian
Semakin banyak kita muhasabah dan mengevaluasi diri, maka akan semakin baik, dan akan semakin memperjelas langkah kita ke depan, tentunya atas dasar tujuan yang ingin kita capai. Perlu juga mendiskusikannya dengan teman dekat atau curhat, karena mungkin kita akan susah menilai diri sendiri, perlu orang lain untuk dapat menilai diri secara obyektif. Setelah mempertimbangkan banyak hal tersebut tentunya kita sadar dan tahu akan kekurangan dan kelemahan, untuk selanjutnya mencoba mengatasi kekurangan dan mempersiapkan strategi untuk mencapai tujuan.

Pengetahuan Akan Medan
Pengetahuan ini menjadi urgen karena kita sekarang berada dalam sebuah lingkungan baru, sebuah lingkungan yang barangkali belum kita perhitungkan sebelumnya. Mesir, sebagai sebuah negara, memiliki budaya dan adat tersendiri yang harus kita ketahui. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat mesir yang kadang kurang pas dengan budaya Indonesia, mau tidak mau harus kita alami dan kita hadapi. Sebagai mana sebuah perkataan hikmah, barang siapa mengetahui budaya sebuah kaum maka ia akan selamat dari kejelekannya.
Sadarilah terlebih dahulu, bahwa sekarang kita berada dalam komunitas asing. Kita sedang belajar di sebuah institusi yang sama sekali berbeda dengan komunitas kita sebelumnya. Dengan kesadaran ini tentunya kita harus mempelajari adat istiadatnya, sistem pendidikannya, tatanan sosialnya dan yang lain. Setelah kita mengetahuinya maka kita akan terbantu untuk menentukan strategi, baik strategi belajar atau strategi bergaul dengan masyarakat pribumi.
Dapat disebutkan di sini beberapa keadaan sosial masyarakat Mesir ,
1. Dalam pergaulan mereka memakai Bahasa Arab Amiyah Mesir yang kadang jauh dari Bahasa Arab baku
2. Masyarakat Mesir berwatak keras dan sangat getol mempertahankan pendapatnya
3. Kebanyakan masyarakat Mesir kurang bisa menepati janji
4. Administrasi yang ada di mesir dapat dikatakan kurang rapi dan terkesan semaunya.
5. Mengenai pendidikan juga terkesan kurang rapi dan kurang teratur, lebih banyak mengandalkan hafalan dari buku pegangan.

Selain keadaan yang disebutkan di atas masih banyak lagi keadaan khas Mesir yang akan dialami sendiri oleh mahasiswa. Akan tetapi selain keadaan yang dapat kita katakan sebuah kekuarangan di atas, banyak juga sifat baik yang dipunyai masyarakat Mesir. Misalnya dalam bidang menganut ajaran Islam, masih banyak kita temukan gadis-gadis yang berjilbab, membaca al Quran di jalan-jalan, masjid-masjid juga masih penuh terisi jamaah. Masyarakat mesir juga tergolong suka menolong, tidak sungkan-sungkan memberikan informasi apalagi dengan orang asing. Masih banyak di sini yayasan-yasasan yang memberikan beasiswa cuma-cuma, memberikan bantuan logistik dan masih banyak lagi.

Perencanaan Program
Setelah mengetahui keadaan-keadaan ini, langkah selanjutnya adalah membuat program. Dalam pembuatannya perlu menyesuaikan tujuan-tujuan kita dengan keadaan yang ada. Karena kalau hal tersebut tidak kita kompromikan, maka kadang akan terjadi konflik yang kadang tidak kita inginkan. Misalnya, kita punya keinginan kuat untuk tepat waktu sampai pada tempat yang kita tuju, akan tetapi ternyata bis yang akan kita tumpangi tidak kunjung tiba, jika keinginan tersebut tidak kita sesuaikan maka kita sendirilah yang akan kecewa, karena kita tidak bisa berbuat apa-apa, memang begitulah keadaan yang ada di mesir.
Perencanaan yang akan kita buat bisa dibagi menjadi beberapa bagian waktu, misalnya target sehari, target seminggu, target sebulan, target setahun bahkan target jangka panjang. Akan tetapi usahakan membuat perencanaan yang sesuai kemampuan dan relistis. Jangan terlalu dipaksakan jika memang tidak mampu. Perencanaan yang bagus harus memakai skala prioritas, mana target yang lebih penting untuk dilakukan. Dan kalau perlu mintalah pertimbangan kepada teman.

Pelaksanaan dan Praktek
Setelah membuat planing, memilih, menentukan tujuan dan terget serta mempertimbangkan hal-hal di atas, maka tiba saatnya memasuki hal yang paling penting, yaitu melaksanakan apa-apa yang telah kita rencanakan. Perlu diketahui bahwa sebuah keinginan itu tidak akan terwujud jika tidak diusahakan. Sebagaimana perkataan Imam Syafi'i, sebesar usahamu, itulah yang akan kamu dapatkan. Usaha ini mungkin dapat dibagi menjadi dua unsur, perencanaan dan pelaksanaan. Pelaksanaan inilah yang menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah keinginan.
Dalam pelaksanaan usahakan semampu mungkin kita konsisten dengan rencana yang telah dibuat, walaupun tetap bersifat fleksibel. Misalnya kita mempunyai target harian membaca alquran setengah juz, maka sebisa mungkin kita jalankan, jangan sampai tertinggal kecuali dengan alasan yang sangat penting. Dengan konsisten ini pun sebenarnya kita telah berlatih untuk berdisiplin yang sangat dianjurkan oleh agama melalui sholat lima waktu. Kalau kita mampu menaati aturan-aturan yang telah kita buat untuk diri sendiri, maka ke depan kita juga akan mudah untuk menaati aturan-aturan lain yang bersifat sosial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program antara lain,
1. Disiplin dan konsisten
2. Manajemen waktu
3. Jangan suka menunda pekerjaan yang sebenarnya bisa diselesaikan
4. Hindari sebisa mungkin hal-hal yang tidak berguna
5. Selalu memakai skala prioritas
6. Jangan egois
7. Ingatlah selalu prinsip kerja sama
8. Tetap fleksibel dan realistis
9. Jangan memaksakan kehendak sehingga menyakiti orang lain
10. Sabar dan tawakkal serta tetap berdoa

Sikap-sikap yang perlu dipunyai antara lain,
1. optimis
2. percaya diri
3. jangan minder dan merasa rendah
4. tanamkan mental kompetitif positif

Bagi orang yang beriman sebenarnya kita telah mempunyai nilai plus dibanding orang yang tidak beriman. Ini sesuai dengan al Quran, QS 4: 104 "sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan." Kita diajarkan untuk selalu berdoa dalam segala hal di samping usaha yang telah kita lakukan. Agama kita juga mengajarkan sikap sabar dan tawakkal yang sangat berguna bagi ketenangan dan kedamaian jiwa. Karena memang realita yang ada kadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Evaluasi
Semua usaha yang telah kita laksanakan hendaknya selalu kita evaluasi, sembari mencari celah mana yang pas dan mana yang tidak pas. Evaluasi ini perlu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam evaluasi ini kita akan memikirkan dan menghayati apa saja yang telah kita lakukan, kemudian memikirkan apakah yang dilakukan tersebut baik atau buruk, sudah optimal atau belum, sudah sejalan dengan tujuan ataukah belum. Sehingga dengan demikian langkah kita ke depan akan semakin baik dan optimal.
Evaluasi ini sebaiknya selalu kita lakukan, kalau bisa rutin harian sehingga setiap hari kita bisa mengontrol jalannya program. Mengenai waktunya dapat kita tentukan sendiri sesuai dengan keadaan diri kita. Akan tetapi sebenarnya Allah telah memberikan petunjuk mengenai waktu yang pas untuk mengadakan sebuah perenungan atau evaluasi atau muhasabah. Coba tengok al Quran QS. 73:6 yang berbunyi, "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan". Allah menjelaskan bahwa waktu tengah malam, saat orang-orang sedang tidur adalah sebuah waktu yang sangat cocok untuk perenungan dan mendalami serta menghayati sebuah perkara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi antara lain,
1. Membandingkan antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Menentukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
3. Membuat solusi terhadap penyimpangan tersebut
4. mempelajari kembali perencanaan yang telah dibuat dengan mempertimbangkan realita
5. Mengambil pelajaran atas apa yang telah kita lakukan

Antara Studi dan Organisasi
Tidak seperti mahasiswa-mahasiswa asing lain, mahasiswa Indonesia di Mesir dikenal banyak memiliki kegiatan di luar studi kuliah. Bahkan mungkin kegiatan ekstra ini lebih padat jika dibandingkan dengan kegiatan ekstra yang dimiliki mahasiswa Mesir. Di kalangan mahasiswa Indonesia banyak ditemukan organisasi dengan berbagai macam corak dan spesialisasinya. Ada organisasi induk, ada kekeluargaan, afiliatif, almamater, lembaga kajian, perbuletinan, sanggar-sanggar dan masih banyak varian lain yang belum tersebutkan.
Ini adalah kegiatan ekstra non akdemis. Sedangkan di kampus sendiri dapat dikatakan tidak ada kegiatan lain selain muhadloroh dan ijroat. Mahasiswa asing biasanya tidak mendapat tempat dalam organisasi perkuliahan. Bahkan kita juga tidak tahu apa yang dikerjakan oleh BEM al Azhar karena yang terlihat di kampus hanyalah muhadloroh dan antrian panjang ijroat. Hal ini mungkin dikarenakan sistem yang di anut oleh Negara Mesir yang terkesan mengekang kegiatan mahasiswa. Kegiatan mereka dianggap berbahaya bagi salah satu kelompok politik tertentu.
Sebagian besar mahasiswa Indonesia kadang kurang sreg dengan sistem pengajaran yang dianut al Azhar. Sistem pengajian yang ada di Azhar memang kadang membosankan, apalagi jika pengajarnya memakai Bahasa Arab Amiyah. Oleh sebab itu mahasiswa indonesia jarang terlihat di muhadloroh, mereka lebih aktif pada organisasi yang digelutinya. Akan tetapi keadaan seperti ini kadang akan menjadi bumerang bagi dirinya karena sebenarnya ikut muhadloroh adalah lebih penting dan akan banyak bermanfaat bagi studinya.
Banyak yang mengatakan bahwa jika sukses organisasi maka studinya terbengkelei dan sebaliknya jika sukses studi maka ia bukanlah orang yang aktif di organisasi. Benarkah demikian?
Saya bisa mengatakan hal ini hanyalah mitos. Banyak memang yang keadaannya demikian, tetapi tidak sedikit pula yang bagus studinya, organisasinya juga tidak ketinggalan. Keduanya bukanlah hal yang bertentangan, bahkan kadang akan saling mengisi dan saling melengkapi. Keduanya memiliki kelebihan yang akan menunjang pribadi kita, asalkan kita bisa dan pandai mengatur waktu dan memenejnya.
Beberapa langkah yang mungkin bisa diambil,
1. Menentukan prioritas
2. Menemukan strategi belajar yang sesuai dengan pribadi
3. Memilih organisasi yang akan digeluti, jangan diambil semuanya.
4. Mengatur waktu dan memenejnya dengan baik
Modal utama belajar di Mesir,
1. Bahasa Arab, terutama untuk memahami dan mengarang
2. Ketekunan dan kesungguhan
Yang perlu diperhatikan dalam organisasi,
1. kesungguhan
2. mau bekerja keras

Menikmati Hidup yang Ada di Mesir
1. Jangan banyak mengeluh dengan keadaan yang ada di mesir karena sebenarnya itu akan melatih kematangan pribadi kita
2. Ketahuilah bahwa Mesir merupakan gudang keilmuan Islam
3. Selalu ingat akan manfaat dari apa yang telah kita rencanakan dan laksanakan
4. Selalu ingat pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
5. Ingat selalu ayat al Quran bahwa pada setiap kesulitan, pasti terdapat kemudahan
6. Ingat juga ayat al Quran QS 29:69 bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan maka akan diberi petunjuk oleh Allah.

Semuanya ini akhirnya kita sendirilah yang akan menentukan, kita sendirilah yang harus melaksanakan dan kita sendirilah yang akan menuai hasilnya. Sebenarnya kesuksesan tidak jauh dari diri kita, tinggal kita sendiri, mau apa tidak untuk melangkahkan kaki menuju ke sana. Ingat juga bahwa tugas kita hanya berusaha sedangkan keputusan bukan di tangan kita, tapi berada di Tuhan Yang maha Kuasa. Tetapi ingat juga bahwa Allah sekali-kali tidak akan berbuat dzalim kepada hamba-hambaNya. Wallahu A'lam

Bahan bacaan,
1. Al Quran
2. Modul orientasi mahasiswa baru angkatan 2004, DPP PPMI 2004-2005
3. Memoar aktivis dikarsinal VII DPP PPMI 2004-2005

Komentar