Mana sih Yang Lebih Baik...?


Mana sih Yang Lebih Baik...?
Oleh: Irun

Kalender pendidikan yang ada di Azhar setiap tahunnya tidak berubah. Setelah sekian lama bergelut dengan muqorror, bertarung mati-matian menghadapi ujian termin pertama, tibalah saatnya berehat, mengendurkan otot dan otak untuk sementara beristirahat. Ketika berjuang menghadapi ujian, susah payah kita rasakan. Mulai dari membaca muqorror, memahaminya, meringkasnya lalu menghafalnya. Setiap hari sibuk masuk kuliah, antri berdesak-desakan di dalam bis, lalu pontang-panting mencari tahdid. Benar-benar lelah kita rasakan. Kemudian setelah habis masa ujian, perasaan menjadi lega, bagai baru lepas dari sebuah ikatan yang membelenggu. Semua beban yang semula kita pikul serasa lenyap dan hilang.

Akan tetapi keadaan ini kadang tidak berlangsung lama. Senang dan lega yang kita rasakan tersebut hanya berlangsung sebentar, setelah itu kita merasa kebingungan apa yang mau kita lakukan. Bahkan kadang kita rindu terhadap aktifitas mempersiapkan ujian.


Bagaimanapun juga, punya kegiatan adalah lebih baik daripada tidak. Maksud kegiatan di sini adalah yang menunjang prestasi kita, baik prestasi yang bersifat akademis atau prestasi pengembangan diri. Sebenarnya banyak yang dapat kita lakukan. Bahkan di sela-sela hiburan pun dapat kita manfaatkan menjadi sesuatu yang berfaedah. Misalkan, seseorang hobi internet, bisa dimanfaatkan untuk selalu mengikuti berita dan perkembangan suatu wacana. Bagi yang hobi utak-utek komputer, bisa sekaligus berlatih mendalami suatu program dan sebagainya. Masalahnya kadang kita terlena, waktu luang yang ada kadang hanya digunakan untuk bersenang-senang, nonton film, chating, kencan dan sebagainya yang dapat melalaikan kita dari tujuan semula belajar di Mesir.

Bagi pelajar Indonesia, tidak sulit mencari sebuah kegiatan. Di samping perkuliahan yang mulai aktif, banyak kita temukan organisasi yang menawarkan berbagai macam kegiatan. Ada organisasi induk, kekeluargaan, afiliatif, almamater, lembaga kajian, senat, dan sebagainya yang semua itu mempunyai kegiatan sesuai dengan spesifikasinya. Kita bisa memilih organisasi dan kegiatan sesuai keinginan. Apalagi bagi yang mempunyai prioritas belajar, banyak yang bisa dikerjakan. Bisa mengikuti muhadloroh kuliah, bisa mengikuti pengajian di masjid-masjid atau mengikuti bimbingan muqorror yang tidak susah untuk ditemukan.

Dengan banyaknya alternatif kegiatan yang ada, tentunya kita tidak bingung lagi untuk mengerjakan sesuatu. Akan tetapi dengan banyaknya kegiatan ini pula, kadang kebingungan timbul kembali dengan bentuk yang berbeda. Kita kadang menjadi bingung untuk memilih kegiatan tersebut dan mana yang lebih prioritas untuk dilakukan.

Ada dua prioritas yang kadang membingungkan dan melenakan, jika kita tidak pandai mengaturnya. Antara studi dan organisasi, mana yang musti didahulukan. Sebenarnya antara keduanya bukanlah hal yang bersebrangan. Antara keduanya bisa saling mengisi dan melengkapi. Banyak organisasi yang bisa menunjang studi, begitu juga studi bisa menunjang dalam berorganisasi. Akan tetapi jika dimaksudkan bahwa studi adalah bidang akademis sedangkan organisasi adalah nonakademis maka kadang memang menjadi masalah. Jika disuruh memilih antara mengikuti muhadloroh ataukah berkecimpung di kekeluargaan misalnya, maka kadang memang susah. di satu pihak kita ingin mendapat hasil baik dalam bidang akademis, dan di pihak lain kita juga ingin mengembangkan potensi diri nonakademis.

Mari kita mempertimbangkannya berdasarkan dua hal pokok, yaitu tujuan berangkat ke Mesir dan pengenalan terhadap diri. Tentunya semuanya sepakat bahwa tujuan primer adalah untuk studi, bukannya berorganisasi, karena kalau hanya ingin berorganisasi, mengapa harus jauh-jauh ke Mesir, bukankah dapat dilakukan di Indonesia. Berorganisasi hanyalah kegiatan sekunder yang seandainya tidak kita lakukan pun tidak apa-apa. Hanya saja, memang banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berorganisasi. Jika kita sepakat bahwa studi adalah prioritas maka masalah telah selesai, tentunya kita akan konsentrasi untuk belajar dan aktif mengikuti muhadloroh atau bimbingan muqorror.

Sebenarnya hal ini bisa dikompromikan dengan hal yang kedua, yaitu kemampuan diri. Maksudnya, kemampuan dalam bidang akademis, dalam memahami muqorror dan mengungkapkannya, baik lesan maupun tulisan.

Jika kita suka berorganisasi dan kemampuan untuk memahami muqorror mencukupi, maka bisa kita atur. Di sela-sela kesibukan berorganisasi, dapat kita sempatkan untuk membaca. Misalkan, di siang hari kita sibuk di sekretariat, lalu malam harinya kita sempatkan untuk membaca muqorror. Supaya tidak terlalu lelah, lakukan pembacaan secara cepat, memahami sekilas dan mengetahui sepintas sub-sub tema serta permasalahan yang ada. Kemudian ketika kesibukan di organisasi mereda - biasanya sebulan sebelum ujian- maka konsentrasi penuh kepada pelajaran. Aktiflah berangkat kuliah untuk mencari informasi, baik kisi-kisi ataupun materi tambahan yang diberikan oleh dosen. Lakukan juga pembacaan terhadap muqorror secara lebih mendalam dan mendetail, lalu meringkas dan menghafalnya.

Komentar