Sekilas Bahasa Amiyah Mesir


bahasa Amiyah atau bahasa pasaran yang berlaku di Mesir memiliki cirikhas tersendiri yang berbeda dengan bahasa pasaran negara Arab lain. perlu diketahui bahwa semua negara Arab sekarang ini tidak ada yang menggunakan bahasa Arab baku dalam keseharian mereka. mesir misalnya, akan sangat jarang kita temukan masyarakat yang memakai arab baku. bahasa Arab baku mungkin hanya akan ditemui pada acara-acara resmi dan siaran berita media masa, cetak maupun elektronik, itu pun kadang masih dicampur dengan bahasa pasaran.

begitulah yang terjadi di negara Arab, dan ini berlaku tidak hanya di Mesir, namun di semua negara arab, Saudi, Syiria, Yaman, Kuwait, Libya, Maroko dan yang lain. bahasa Arab baku mulai terkikis seiring dengan tidak dipakainya bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari. oleh sebab itu jangan heran kalau kita, pelajar asing tidak menemukan bahasa arab fushah dalam keseharian di Mesir. bahkan kalau kita berbicara dengan penduduk Mesir memakai bahasa fushah, banyak di antara mereka yang tidak paham, malah kadang kita diejek. ini sudah menjadi hal yang lumrah di sini. mungkin mereka, penduduk Mesir masih paham dengan bahasa fushah, tapi susah sekali bagi mereka untuk melafalkannya. seperti halnya di indonesia, seorang penduduk di desa terpencil, mungkin paham akan bahasa indonesia, tapi kalau disuruh menggunakannya dalam lesan maka akan susah sekali.

begitulah, bahasa Arab fushah sudah langka ditemukan, terutama di Mesir. bahkan di perkuliahan pun banyak yang memakai bahasa Amiyah, walaupun tidak jarang juga para dosen yang menggunakan bahasa fushah. mungkin kita sebagai pelajar asing di sini, sedikit merasa kecewa dengan keadaan tersebut, akan tetapi jangan berkecil hati, masih banyak di antara kalangan terpelajar mesir yang intens dengan bahasa fushah. mereka tidak segan-segan melayani kita ngobrol pake bahasa fushah, bahkan di antara mereka ada yang benar-benar tidak mau berbahasa amiyah, jika ngobrol sama pelajar asing. selain itu, di mesir ini termasuk sebuah negara dengan jumlah pelajar asing yang melimpah. banyak sekali pelajar asing yang belajar menimba ilmu di Mesir, baik itu ilmu agama atau ilmu lain. mereka biasanya dalam komunikasi, memakai bahasa arab baku. nah ini bisa menjadi kesempatan bagi kita melatih kecakapan bahasa Arab baku kita. banyak di antara pelajar asing, terutama pelajar dari afrika, yang menguasai benar bahasa fushah, bicara mereka lancar sekali, bahkan mengalahkan penduduk setempat.

dari sini kita harus lebih jeli dalam menentukan prioritas. kita jangan terlena dengan bahasa Amiyah. yang lebih penting bagi kita adalah bahasa fushah karena itu lah yang dipergunakan dalam ujian. tidak boleh, kita menjawab soal ujian memakai bahasa amiyah. anggap saja bahasa amiyah tersebut sebagai faktor penunjang, bukan faktor utama. memang, dalam keseharian kita perlu menguasai bahasa amiyah, karena itu yang digunakan masyarakat, tapi yang lebih penting sebenarnya adalah bahasa fushah karena itu lah yang sebenarnya disebut bahasa Arab. selain itu bahasa amiyah kegunaannya hanyalah sementara saja, ketika kita masih di mesir, sedangkan bahasa fushah dapat digunakan seumur hidup dan di semua tempat. tidak bsa kita memahami alquran dan hadis dengan bahasa amiyah. begitu juga kita tidak bsa membaca literatur ulama memakai bahasa amiyah. selain itu juga, nanti di tanah air, yang berguna bukan lagi bahasa amiyah, melainkan 100 persen bahasa fushah.

kegunaan bahasa amiyah hanyalah sebagai penunjang kelancaran kita belajar. dalam bergaul sehari-hari dengan penduduk mesir, maka kita gunakan bahasa amiyah. ketika nyari rumah, nawar rumah, komunikasi dengan tuan rumah, bahasa amiyah akan sangat membantu. begitu juga dalam administrasi kuliah, kita akan terbantu sekali dengan bahasa amiyah. jarang diantara para pegawai yang mau berbahasa fushah, mereka hanya mau komunikasi memakai amiyah. selain itu, semua interaksi dengan masyarakat, kita memakai amiyah, di toko, di pasar, di bis, di jalan atau tempat lain, semuanya memakai amiyah. dari sini lah bahasa amiyah memiliki peran pentingnya.

walaupu demikian, sebenarnya kalau kita hayati, bahasa amiyah ini justru sangat membahayakan. ia akan menjadi bumerang bagi bahasa Arab itu sendiri. bagaimana pun kita tidak bisa mengatakan bahwa bahasa amiyah adalah bahasa Arab, karena sudah jauh sekali perbedaannya. bahkan suatu huruf sudah berbeda pelafalannya. semisal huruf qof yang dibaca hamzah dan huruf jim yang dibaca g. bahasa amiyah ini tentunya dalam jangka panjang akan merusak bahasa arab itu sendiri. bahasa arab yang telah terbangun selama berabad-abad akan kocar-kacir terjangkit virus amiyah. bahasa arab yang telah memiliki kaedahnya tersendiri akan porak-poranda diterjang bahasa amiyah yang kaedahnya ga jelas. Bangsa Arab sendiri seharusnya paham dengan bahaya ini, selama kurun waktu ke depan, masyarakat arab, kaum musliminnya terutama, tidak akan tau lagi bahasa alquran. Alquran, yang murni berbahasa arab, tidak bisa lagi dipahami oleh orang arab itu sendiri. ini karena bahasa Amiyah yang merusak tadi. seharusnya dengan dilantunkannya Alquran, masyarakat arab sudah mengetaui maksudnya, minimal tau artinya secara harfiyah, karena memang bahasanya arab. akan tetapi keadaan telah berubah dan ini sangat berbahaya. ia akan kehilangan identitasnya sendiri.

sebagaimana orang indonesia yang paham akan bahasa bakunya, seharusnya orang arab paham akan alquran. ibarat pancasila atau UUD 45, yang memakai bahasa baku indonesia, ketika dibaca, semua orang indonesia akan paham, minimal arti harfiyahnya. akan tetapi tidak demikian dengan alquran. alquran yang memakai bahasa arab baku, sudah tidak bisa lagi dipahami masyarakatnya, karena mereka tidak lagi paham bahasa bakunya, hanya amiyah yang mereka ketahui.

kalau mau jujur, sebenarnya alquran sangat berperan besar bagi bangsa arab, karena dialah yang melindungi bahasa Arab dari kepunahan. sampai akhir dunia pun insya alloh Alquran akan tetap eksis dan ia akan menjaga kebakuan bahasa arab. silahkan menciptakan bahasa amiyah dengan berbagai macam kaedah untuk merusak bahasa Arab, akan tetapi alquran akan tetap kokoh menjadi pelindung dan siap menantang siapa saja yang mengusiknya. Maha Besar Allah Dzat Penurun Alquran.

Komentar

Anonim mengatakan…
'am... kasih contoh mufridat2 amiyahnya jg dunk!
sering sih, dengerin dr lagu yg ad teks amiyahny...
tpi kn ga puas...
ga ad kamus beneranny...
:-)
weni mengatakan…
asslm'alaikm...
pa gak ada kamusnya ya ka"?
klo da tlg d kasih infonya dunk...
syukron,,, ^_^