BERDIALOG DENGAN TAKDIR


Berdialog Dengan Takdir

Agama Islam memiliki keyakinan mengenai takdir. bahwa semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi takdir Allah. baik dan buruk, suka dan duka, indah dan jelek, senang dan gembira, tertawa dan menangis, anugrah dan bencana, semua ini tak terlepas dari Qudrah dan Irodah Allah, sesuai dengan ilmu dan hikmah Allah. dan manusia harus tahu, bahwa ia hanyalah bagian dari mahlukNya yang tak terhingga jumlahnya. segala hal di jagad raya ini, termasuk manusia adalah ciptaanNya. semua hal tersebut adalah kepunyaanNya, dan Dia memiliki kehendak mutlak untuk berkuasa terhadapnya. Allah bebas mutlak melakukan segala hal tanpa batasan sedikitpun, tak ada yang bisa intervensi terhadapnya. jika Dia telah berkehendak, maka terjadilah karena Dia lah satu-satunya Dzat pemilik haqiqi seluruh jagad raya.

manusia merupakan mahluk istimewa yang berbeda dengan mahluk lain. manusia memiliki pilihan dan kehendak untuk berbuat. tapi kehendak tersebut sifatnya terbatas. berbeda dengan mahluk lain semisal binatang dan tetumbuhan. binatang dan tumbuhan sama sekali tak memiliki pilihan, ia diciptakan bersifat monoton, tidak dinamis. binatang pemakan daging misalnya, akan terus makan daging dan tak akan makan rumput. begitu pula tumbuhan, pohon pisang misalnya, ia hanya mengasilkan pisang, dan tak mungkin menghasilkan semangka misalnya. mereka berbeda dengan manusia, manusia diberi anugrah akal oleh Allah yang dapat digunakan untuk berpikir, lalu berkehendak dan memilih, selanjutnya berbuat sesuatu. maka dari itu sifat manusia adalah dinamis, tidak monoton seperti hewan. keistimewaan inilah yang menyebabkan manusia diberi gelar kholifah oleh Allah sehingga manusia diberi otoritas untuk mengelola bumi.


akan tetapi perlu diingat bahwa anugrah yang diberikan kepada manusia sifatnya terbatas. panca indera manusia misalnya, hanya bisa dipergunakan untuk sesuatu yang bersifat materi, hal-hal immateri tak mampu terjangkau indera manusia. kekuatan dan kehendak manusia pun sifatnya terbatas, sebatas apa yang memang telah digariskan oleh Penciptanya. manusia hanya bisa tinggal di darat, ia tak bisa tinggal di air, tak bisa juga tinggal di udara dan sebagainya. semua keistimewaan yang dimiliki oleh mahluk yang bernama manusia tak terlepas dari qudroh, irodah dan ilmu Allah atau dengan kata lain, walapun manusia memiliki keistimewaan yang berupa pikiran dan kehendak, tapi keistimewaan tersebut tak bisa lepas dari takdir Allah.

pengetahuan yang dimiliki manusia pun sifatnya terbatas. tak ada manusia yang mengetahui segala hal, sampai nabi sekalipun. manusia hanya mengetahui sebatas apa yang ia ketahui berdasarkan indera dan akal yang ia miliki. setiap orang memiliki profesinya masing-masing berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. tak ada manusia yang menguasai semua keilmuan, biasanya ia hanya mampu menguasai satu bidang yang ia tekuni. seorang dokter misalnya, ia hanya mengetahui keilmuan di bidang kedokteran, ia tak akan bisa menjawab ilmu di bidang pertanian misalnya. oleh sebab itu dikatakan dalam alquran " Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing ".(QS. Al Isra : 84).

sebagaimana disebut di atas bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini tak lepas dari takdir Allah, maka segalanya berjalan berdasarkan sunnatullah atau hukum sebab akibat yang telah digariskan oleh Allah. setiap tindakan pasti memiliki sebuah implikasi atau akibat. sebagaimana ketika kita lapar lalu makan maka menjadi kenyang. begitu juga kalau kita sudah makan lalu lama tidak makan maka akan lapar lagi, dan seterusnya. segala hal pasti berhubungan sesuai dengan takdir Allah. hal ini juga berlaku pada perbuatan manusia. setiap apa yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki akibat yang sesuai dengan apa yang dilakukannya. jika ia berbuat baik, maka akibatnya juga baik, demikian pula sebaliknya, jika ia berbuat jelek maka akibatnya juga jelek dan seterusnya. tapi dari sini perlu ditekankan bahwa hal ini tidak meniadakan pengetahuan dan kehendak Allah. dengan artian bahwa apa yang berjalan di dunia ini yang selalu berhubungan dan berdasarkan sebab akibat akan tetap berada pada ilmu Allah dan kehendakNya. Allah Maha mengetahui segala sesuatu dan Dia maha berkehendak mutlak tanpa batas.

maka bagi orang yang beriman kepada Allah, yang meyakini takdirNya, tidak akan merasa heran dengan apa yang terjadi di dunia karena semua itu tidak luput dari takdirNya, dan sekali-kali Allah tak akan berbuat Dzalim. semuanya berjalan berdasarkan hikmahNya dan Allah Maha Adil lagi Maha penyayang. Allah maha adil terhadap hambaNya, apa yang telah dilakukan manusia pasti akan mendapat balasan yang setimpal. Allah maha penyayang terhadap hambaNya, semua manusia diberi anugrah hidup, baik yang iman kepadaNya maupun yang kafir kepadaNya. sungguh kasih sayang Allah terhadap manusia sangatlah besar. Allah memberikan petunjuk kepada manusia dengan mengutus Rasul dan diturunkannya Alquran. petunjuk tersebut merupakan bukti kasih sayang Allah, Dia tak mau manusia berada dalam kesesatan, Dia menginginkan manusia berada pada jalan yang benar. bukti lain kasih sayang Allah adalah rahmat kehidupan yang dipunyai manusia. semua manusia, baik yang iman maupun yang kafir, tetap diberi anugrah hidup oleh Allah. jika Dia mau, Dia mampu membinasahkan semua orang kafir, tapi ini tidak dilakukannya karena Dia telah menakdirkan bahwa kasih sayangNya adalah lebih besar dari pada murkaNya. Allah berfirman : " Siksaku akan Ku-timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu..." (QS. Al A'raf : 156)

iman terhadap takdir ini akan membuat hati menjadi tenang dan tentram. dengan iman tersebut, seseorang tak akan takabbur dengan nikmat yang didapatnya karena sebenarnya itu semua adalah pemberian Allah. begitu juga seseorang tak akan putus asa dengan bencana yang ditimpanya, karena semua itu sebenarnya telah ditakdirkan oleh Allah dan sekali-kali Allah tak akan berbuat Dzalim. jika kita telah merasa merasa berbuat baik dan berusaha maksimal misalnya, tapi ternyata hasilnya nihil, maka jangan terlalu bersedih, Allah mengetahui usaha kita, dan Dia tak akan berbuat Zalim. mungkin di sana ada hikmah yang tak kita ketahui, mungkin Dia memiliki kehendak lain yang lebih baik bagi kita.

perlu diketahui juga bahwa pengetahuan Allah tidaklah terbatas dan hikmahnya sungguh maha luas. dan hanya Allah lah mengetahui secara mendetail apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. apa yang menurut kita baik, belum tentu itu sebenarnya baik, begitu pula sebaliknya. maka dari itu jangan sekali-kali berprasangka buruk terhadap Allah. jangan dikira Allah lalai dengan apa yang kita kerjakan, dan sekali-kali Allah tak akan berbuat zalim. boleh lah kita mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah berdasarkan hukum sebab akibat, tapi jangan lupa bahwa di sana masih ada kehendak Allah yang mampu mengubah hukum sebab akibat tersebut. tapi harus diingat juga bahwa Allah Maha adil.

tapi ini tidak berarti bahwa kita pasrah dengan keadaan tanpa berusaha untuk mengubahnya. Allah telah membekali kita dengan akal dan pikiran untuk terus berbuat baik dan berusaha menuju kebaikan. maka pergunakanlah anugrah tersebut dengan sebaik-baiknya. usaha dan perbuatan kita pasti akan ada balasannya, jika baik maka basalannya baik, jika buruk maka balasannya juga buruk.

yang perlu dilakukan oleh orang beriman adalah berusaha semaksimal mungkin dengan tetap sabar, lalu tawakkal, serahkan hasilnya kepada Allah. jika nanti hasilnya baik maka bersukurlah, namun jika hasilnya tidak memuaskan maka bersabarlah, lakukan interospeksi dan serahkan semuanya kepada Allah. mungkin ada hikmah tersembunyi yang hanya diketahui olehNya.

Komentar