Indahnya Hidup Rukun

Hari ini tadi ada hal yang sangat menarik perhatianku. Saat di Metro Anfaq, pulang dari Madinat Nasr, meluncur menuju Helwan permai, aku dapati hal indah yang sangat terkesan. Duduk di sampingku seorang ibu dengan anak kecil perempuan. Nampaknya seorang ibu ini bukanlah muslimah, soalnya ia tak memakai kerudung dan aku perhatikan di tangannya ada sebuah tato salib khas Mesir. Pada saat itu metro anfaq memang tidak terlalu penuh, tak tau aku, ini agak beda dengan hari-hari biasa, mungkin karena panas menyengat yang beberapa hari ini melanda Kota Kairo sehingga para penduduk enggan untuk keluar rumah.

Anak yang di bawa oleh ibu tersebut masih tergolong belia, sekitar berumur lima tahunan. Sembari membaca-baca koran, sang ibu mengajari anaknya tulis menulis bilangan. "Sekarang tulis angka 7, 8 dan 9" celetuk si ibu mengajari anak perempuannya. Lalu si anak pun mengikuti perintah ibunya, dengan menuliskan angka tersebut pada sebuah kertas yang dibawanya. Tapi nampaknya si anak masih belum pandai menuliskan angka bilangan tersebut. Berkali-kali sang ibu berkata kepada anaknya "Gholath (salah)".

Pemandangan ini tak pelak menjadi perhatian para penumpang lain, karena seperti diketahui, suara orang Mesir sangatlah keras, walaupun itu ditujukan untuk anaknya sendiri yang duduk tepat disampingnya. Nah dari sinilah pemandangan yang sangat indah terjadi...

Duduk di depan ibu dan anak tadi, 4 orang gadis, 2 orang memakai cadar hitam dan 2 orang lagi tidak memakainya, hanya memakai kerudung biasa. 4 gadis tersebut nampaknya muslimah yang taat, itu terlihat dari penampilan baju dan tingkah lakunya. Tapi yang menarik adalah, 4 wanita muslimah tadi tak canggung sama sekali untuk menyapa ibu dan anak tadi yang merupakan org non muslim, bahkan mereka terlibat dialog yang cukup mesra. Nampaknya 4 gadis muslimah tadi melihat si ibu non muslim agak tergesa2 dalam mengajari anaknya menulis bilangan, dan itu terbukti dengan menangisnya si anak setelah agak dibentak oleh si ibu.

4 gadis muslimah tadi berdialog dengan sang ibu dan berusaha menenangkan si anak supaya berhenti menangis. Percakapan antara kedua belah pihak terlihat sangat harmonis, penuh rasa toleransi dan kerukunan, tak terlihat sama sekali dalam dialog tersebut bahwa mereka berbeda agama, walaupun penampilan dalam hal pakaian terlihat sangat mencolok perbedaannya. Akhirnya si anak berhenti menangis setelah dibujuk oleh 4 gadis muslimah tadi, mereka bilang sedari kecil memang harus belajar giat supaya kelak menjadi orang pandai dan bisa sekolah di universitas seperti kami.

begitulah indahnya hidup rukun antar agama di Mesir.... dalam hati kecilku aku bergumam... Subhanallah Ha Hua Dzal Islam..... (inilah Islam sebenarnya)

(terjadi di Metro Anfaq/sepur listrik, hari selasa, 26/8/08 sekitar pukul setengah 3 siang)

Komentar

Anonim mengatakan…
hello..
aku suka banget sama blognya..
pengen deh ke mesir...
btw, barang barang di mesir sama di indonesia mahal mana yah?? terus pendidikan disana sama di indonesia mahal mana juga??